Hal-hal sepele ini sering dilakukan orang tanpa sadar. Padahal, hal-hal kecil ini tidak baik untuk kesehatan. Apa saja yang termasuk hal-hal sepele itu? Berikut penjelasannya :
1. Menggunakan Ponsel Sebelum Tidur
Masa kini, telepon seluler sudah jadi bagian kehidupan sehari-hari. Seolah, ponsel tak pernah lepas dari genggaman. Bahkan hingga menjelang tidur pun, banyak orang yang masih kontak dengan ponselnya.
Berdasar hasil penelitian para ilmuwan di Swedia, radiasi ponsel dapat menyebabkan insomnia (sulit tidur) dan sakit kepala. Dalam eksperimen itu menyimpulkan orang-orang yang menggunakan ponselnya sebelum tidur, butuh waktu lebih lama untuk tertidur lelap. Padahal saat tidur lelap, sel dalam tubuh melakukan perbaikan dan peremajaan. Solusinya, jauhkan ponsel agar waktu tidur Anda tak terganggu.
2. Menggosok Gigi Usai Makan
Menggosok gigi itu memang baik, tapi jangan langsung menggosok gigi segera setelah makan. Menurut Kepala British Dental Health Foundation, Dr Nigel Carter, jika Anda sudah menggosok gigi dua kali sehari selama dua menit maka Anda tidak perlu menggosok gigi setiap usai makan.
"Gula dalam makanan bereaksi dengan plak untuk membuat asam yang melembutkan enamel gigi, sehingga menyikat langsung setelah makan sebenarnya lebih berbahaya," ujar Dr Carter.
Cara yang benar adalah tunggu satu jam setelah makan dan gosok gigi Anda sebelum sarapan. Kegiatan ini akan mencegah erosi gigi karena gigi akan terlapisi dengan fluoride. Agar napas terasa segar, kunyahlah permen karet seusai makan.
3. Khawatir Dengan Berat Badan
Menjaga berat badan tetap ideal atau di level yang sehat, memang baik. Tapi terobsesi untuk menjadi lebih kurus adalah hal buruk. Menurut Direktur Klinis National Obesity Forum, Dr David Haslam, Indeks Massa Tubuh (IMT) tidak memperhitungkan jumlah otot atau di mana lemak berada.
Sehingga yang benar, menurut Dr Haslam adalah Anda konsentrasi pada ukuran pinggang. Bagi pria, panjang lingkar pinggang jangan lebih dari 90 sentimeter, sedangkan pada perempuan jangan lebih dari 80 sentimeter. Dengan lingkar pinggang yang tidak melebihi angka itu maka akan mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
4. Membawa Tas Berat
Kebiasaan ini paling sering ditemui. Jika Anda sendiri yang mengalaminya, baiknya segera hilangkan kebiasaan itu. Terlebih jika beban tas berat dan berada di satu sisi tubuh. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan struktur otot dan memicu masalah di leher, lengan, dan punggung.
Anggota British Osteopathic Association, Danny Williams, menyarankan Anda membagi beban di dua lengan. Tujuannya, menyeimbangkan berat di kedua sisi lengan.
Saat membeli tas, lebih baik membeli tas kecil daripada tas besar. Tujuannya, agar Anda tidak tergiur memasukkan banyak barang.
5. Minum Air Hangat dan Jeruk Lemon di Pagi Hari
Minum air hangat dan lemon di pagi hari adalah detoksifikasi tubuh yang baik. Namun menurut dokter gigi, hal itu salah. Sebab air hangat dan lemon bersifat korosif pada gigi. Sehingga gigi bisa keropos dan bolong, rusak.
6. Mendengarkan Musik Lewat Earphone
Suka mendengarkan musik lewat earphone...???? Hmm..hati-hati
bahayanya. Terlalu sering mendengar bunyi keras atau suara bising dalam
tempo lama dan terjadi tiap hari bisa mengganggu pendengaran. Kajian
Komisi Eropa menunjukkan, kebiasaan mendengar musik dengan earphone
dengan volume tinggi (di atas 100 desibel), lebih dari satu jam sehari
dalam jangka minimal lima tahun, membawa risiko gangguan pendengaran
permanen.
Saat ini, 50-100 juta orang diperkirakan aktif mendengar musik
melalui earphone setiap harinya. Berdasarkan penelitian, sebagian besar
mereka menyetel volume hingga di atas 89 desibel (sekitar volume 90 %)
untuk mengimbangi kebisingan lalu lintas. Gangguan pendengaran karena
bising merupakan gangguan pendengaran tipe saraf (tuli sensorineural)
akibat kerusakan koklea atau saraf sensoris.
Menurut dr.Ronny Suwento, SpTHT, dari Departemen Telinga Hidung dan
Tenggorokan (THT), RSCM, Jakarta, getaran kuat akibat gelombang suara
keras akan merusak sel-sel rambut koklea dalam telinga dalam.
"Kerusakan itu akan menghambat impuls listrik mencapai saraf
pendengaran sehingga tidak ada yang diteruskan ke otak untuk
diinterpretasi sebagai suara," kata dr Ronny. Gangguan pendengaran
akibat paparan suara bising terjadi secara bertahap. "Mungkin pada
tahun-tahun awal orang itu tidak akan merasakan gangguan karena suara
yang kita gunakan dalam komunikasi sehari-hari hanya 500-4000 desibel,"
tambahnya. "Lambat laun ambang batas pendengarannya makin menurun sampai
akhirnya tidak bisa mendengar suara lagi," kata dr Ronny.
Telinga sendiri diciptakan dengan berbagai bagian fungsi yang saling
bekerja sama sehingga seseorang mampu mendengar, memproses, dan
memahami dunia di sekitarnya. Namun, saat suara di sekitar kita terlalu
keras atau bising, sel-sel rambut yang halus di rumah siput dalam
telinga (koklea) akan rusak. Sel rambut ini berfungsi menangkap
frekuensi suara dan meneruskannya ke pusat persepsi pendengaran di otak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika alat
pemutar musik digital yang disambungkan dengan earphone diputar pada
volume optimal atau maksimal (intensitas sekitar 100 desibel), telinga
hanya boleh terpapar maksimal 5 menit per hari. Pada volume 90 persen
(90 desibel) hanya boleh terpapar selama 18 menit. Pada volume 80 persen
(80 desibel), hanya boleh 1,2 jam dosis maksimal per hari. Dan, pada
volume 70 persen (70 desibel), hanya boleh sekitar 4,6 jam maksimal per
hari. Lebih dari itu, risiko terjadinya trauma bising akan lebih besar.
Jadi, sebaiknya dipakai pada volume rendah karena akan lebih aman.
Ingat dengan pepatah yang mengatakan, “if it is too loud you are too
old?” Semakin sering kita mendengarkan bunyi yang terlalu keras, maka
usia kita akan jauh lebih tua dari usia sesungguhnya karena pendengaran
kita terganggu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika alat
pemutar musik digital yang disambungkan dengan earphone diputar pada
volume optimal atau maksimal (intensitas sekitar 100 desibel), telinga
hanya boleh terpapar maksimal 5 menit per hari. Pada volume 90 persen
(90 desibel) hanya boleh terpapar selama 18 menit. Pada volume 80 persen
(80 desibel), hanya boleh 1,2 jam dosis maksimal per hari. Dan, pada
volume 70 persen (70 desibel), hanya boleh sekitar 4,6 jam maksimal per
hari. Lebih dari itu, risiko terjadinya trauma bising akan lebih besar.
Jadi, sebaiknya dipakai pada volume rendah karena akan lebih aman.
Ingat dengan pepatah yang mengatakan, “if it is too loud you are too
old?” Semakin sering kita mendengarkan bunyi yang terlalu keras, maka
usia kita akan jauh lebih tua dari usia sesungguhnya karena pendengaran
kita terganggu.
7. Memakai Celana Jeans Ketat
Beberapa tahun terakhir, menggunakan celana jeans ketat (model
pensil) menjadi tren di kalangan anak muda. Bahkan, artis papan atas
Indonesia seperti The Changcuters pun menjadi salah satu pecinta celana
jenis ini. Tak tanggung-tanggung, celana ini bukan sekedar ketat, tapi
juga menempel seolah menjadi kulit kedua bagi pemakainya.
Memang tak terhitung banyaknya pengguna celana jeans ketat. Namun,
mungkin hanya segelintir yang mengerti efek negatif memakai celana jenis
itu. Menurut dr. Ryan Thamrin, penggunaan celana jeans ketat pada
wanita kerap menimbulkan masalah.
Antara lain:
Bagi Pria
Penggunaan celana jeans ketat yang terlampau sering menyebabkan
daerah di sekitar kemaluan menjadi panas, sehingga berbahaya untuk
sperma. Hasil penelitian di Indonesia menyebutkan bahwa kualitas sperma
pria mengalami penurunan bila terlalu sering mengenakan celana jeans
ketat. Disebutkan, jumlah sperma yang biasanya 60 juta per mililiter
dapat turun drastis menjadi 20 juta per mililiter.
Secara ilmiah, hal ini dapat dijelaskan. Suhu yang tidak normal pada
skrotum, yaitu lapisan yang melindungi kemaluan, dapat berakibat buruk
pada kualitas sperma karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar di
sekitar organ reproduksi. Sehingga dapat menimbulkan jamur yang akan
meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma. Bila diteruskan akan
menjadi gatal dan menjalar ke bagian buah zakar.
Bagi Wanita
Banyak para wanita yang menginginkan penampilan terlihat
sexy,sehingga mengenakan pakaian yang cenderung ketat agar dapat
menunjukkan bentuk tubuhnya. Khususnya para pelajar dan mahasiswa sering
sekali mereka mengenakan celana jeans yang ketat, hingga celana jenis
ini menjadi pilihan utama bagi mereka. Tetapi apakah mereka tahu kalau
mengenakan celana jeans terus menerus kurang baik untuk kesehatan
terutama bagi organ intim kewanitaan.
Celana jeans ini terbuat dari bahan yang cukup tebal, apalagi yang
jenis straight jeans atau celana jeans yang pas di badan. Hal ini dapat
menimbulkan rasa panas di bagian organ kewanitaan dan memicu produksi
keringat yang cukup banyak. Ditambah lagi sirkulasi udara di daerah
kewanitaan juga terganggu akibat bahan yang tebal itu, padahal daerah
tersebut memerlukan sirkulasi udara yang cukup, agar keringat cepat
mengering.
Apabila hal ini terjadi terus menerus maka, daerah itu akan menjadi
lembab dan mudah sekali memicu tumbuhnya jamur. Disamping itu resiko
untuk terjadinya iritasi maupun infeksi juga bertambah besar. Bila hal
ini dibiarkan terus menerus maka akan membahayakan organ kewanitaan yang
mengancam kesehatan reproduksi. Selain itu dengan menggunakan celana
ketat, perut akan terasa sakit dan pernafasan juga akan terganggu karena
perut selalu dalam keadaan tertekan yang pada akhirnya proses BAK
(Buang Air Kecil) dan BAB (Buang Air Besar) juga akan terganggu. Jadi,
dengan kenyataan yang demikian, maka perlu anda pertimbangkan jika ingin
menggunakan celana ketat.
8. Membunyikan tulang leher atau bagian tubuh lainnya
Memutar
kepala setelah dipijat atau saat leher terasa pegal memang sangat
menyenangkan. Kepala merasa lebih enteng dan rasa sakit yang ada di
kepala apakah itu pusing atau sakit kepala, umumnya segera hilang
setelah terdengar bunyi tersebut.
Memiringkan/membengkokkan leher,
jari dan persendian disini maksudnya, sering sekali baik itu kita sadari
atau tidak ketika terasa pegal di leher, tangan, jari dan persendian,
kita sering membengkokkan, menggerak-gerakkan leher kita misalnya ke
samping kiri atau kanan. Begitu juga jari kita sering kita
bengkok-bengkokkan jika terasa pegal, sehingga biasanya menimbulkan
bunyi dan kita merasa enak karena pegal-pegalnya hilang dengan seketika.
Tapi apakah kita tahu sebenarnya kegiatan seperti itu untuk
menghilangkan pegal kita, jika dilakukan secara rutin dan sering maka
akan mengakibatkan pengapuran di persendian yang kita bengkok-bengkokkan
itu. Lebih parahnya lagi jika sampai ada pembuluh darah yang terjepit
akibat pergerakan kita untuk menghilangkan pegal leher, jari atau
persendian kita itu. Dampaknya mungkin lebih parah lagi bagi kesehatan
kita.
9. Mandi malam hari
MANDI
adalah salah satu upaya membersihkan badan. Mandi biasanya dilakukan
sehari 2 kali, yakni pagi setelah bangun tidur dan sore hari sepulang
dari aktivitas seharian. Mandi jarang dilakukan pada malam hari, kecuali
bagi mereka yang pada sore hari tidak sempat mandi karena ada pekerjaan
sampai agak malam. Lalu apakah mandi malam berefek buruk bagi
kesehatan?
Banyak orang bilang kalau kita mandi malam hari akan
menyebabkan kita terserang reumatik. Mungkin saja pendapat itu benar
adanya. Namun memang banyak dijumpai penyakit reumatik terjadi pada
orang-orang yang sering mandi pada malam hari.
Apalagi malam hari
biasanya suhu lebih dingin daripada siang hari, sehingga jika kita mandi
pada malam hari maka tubuh kita akan kelebihan suhu dingin. Minimal itu
dampak sederhananya dan langsung terasa bagi kita yang mandi pada malam
hari.
Untuk kebenaran mandi pada malam hari apakah berakibat pada
terserangnya penyakit reumatik pada kita, masih perlu dibuktikan oleh
para ahli kesehatan.
10. Menaruh dompet di saku celana belakang
Biasa
meletakkan dompet di saku belakang celana? Waspadalah. Kebiasaan itu
ternyata bisa mempengaruhi saraf-saraf yang ada di tubuh. Para ahli
mengungkapkan orang-orang yang duduk dengan dompet di saku belakang
celana memiliki risiko merusak saraf-saraf kunci. Kondisi ini sudah
menjadi sangat umum di masyarakat hingga dijuluki dengan nama hip-pocket
syndrome atau wallet-neuropathy. Laki-laki yang selalu meletakkan
dompet di saku belakangnya adalah kelompok yang paling berisiko terkena
kondisi ini.
Analisanya seperti ini, jika kita menyimpan dompet kita
di saku celana dan saat kita duduk maka kita akan mencari keseimbangan
duduk kita dengan memiringkan sedikit badan kita. Hal ini secara tidak
kita sadari akan membuat tulang punggung dan leher kita terganggu dan
terasa pegal-pegal. Terlebih lagi jika kita menyimpan dompet yang sangat
tebal di saku celana kita maka tingkat kemiringan badan kita semakin
besar dan tentunya semakin membuat tulang punggung dan leher kita akan
cepat terasa pegal.
Untuk menghindari hal ini jika kita ingin duduk
sebaiknya dompet kita keluarkan terlebih dahulu dari saku celana kita,
baru kita duduk. Hal ini untuk menjaga kesehatan kita juga. Atau dompet
kita bisa kita simpan di tas kecil yang sering kita bawa jika
kemana-mana.
Hal-hal di atas memang merupakan hal-hal yang sering kita lakukan, namun
tanpa kita sadari ternyata mempunyai efek yang buruk bagi tubuh kita..
Semoga yang telah saya share kan ini dapat bermanfaat dan membuat kita
lebih berhati-hati lagi untuk menjaga kesehatan kita.... Ada pepatah
mengatakan, "Dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat"